Minggu, 28 Juni 2009

ITULAH INDONESIA..

“halo-halo jogja ibu kota pendidikan,
sudah lama beta tidak berjumpa dengan kau,
sekarang telah menjadi lautan aksi,
ayo bung rebut kembali……”
Bait diatas adalah cuplikan dari lagu aksi mahasiswa jogja, bukan bermaksud menjadi plagiat tapi itulah realitas yang tersuguh dihadapan kita saat ini. Ironis memang, ketika melihat wajah pendidikan Indonesia saat ini. Di satu sisi pelajar Indonesia di “ekspor”untuk sekolah ke luar negeri. Namun kita tidak bisa menafikkan sisi lain dari wajah Indonesia. Pendidikan hampir terjadi dimana-mana, salah satunya di jalanan. Perempatan jalan menjadi tempat favorit anak-anak untuk bermain, sekolah sudah kalah tenar dengan alunan musik jalanan.
Wajah pendidikan Indonesia serasa carut marut. Pendidikan diobral besar-besaran, seharusnya dengan diobralnya pendidikan, rakyat miskin dapat menikmati pendidikan itu dengan semestinya. Namun justru sebaliknya, pendidikan dijual dan rakyat miskin hanya bisa melihat dengan tatapan kosong dan perut buncit mereka.
Dengan berdalih sekolah gratis, buku-buku pelajaran dijual seharga pizza sejumlah kacang goreng di pasar. Tanpa buku-buku itu pendidikan serasa tanpa modal. Rakyat miskin pun mau tidak mau harus menelan kenyataan pahit tersebut.
Undang-Undang Dasar hanya menjadi hafalan para pejabat tanpa tahu artinya. Mungkin kita harus saling mengingatkan kalu kita masih punya UUD 1945 pasal 31. Pasal itu masih ada kan? Belum terhapus dari teks Undang-Undang Dasar kan? Ataukah dengan kemajuan teknologi, pasal itu ke-hidden oleh virus-virus lokal, dan tidak ada anti virusnya?
Terkadang kita harus menerima itu dengan ludah terkulum, melihat wajah pendidikan Indonesia. Bahkan yang tidak kalah serunya, universitas saling berlomba-lomba untuk “membeli” label BLU. Tidak ketinggalan UNY, bulan ini label itu telah resmi menempel erat dalam nama UNY. Universitas yang mengaku akan menelurkan calon-calon guru professional. Menggelikan memang, universitas sekelas UNY dengan latar belakang IKIP telah resmi menjadi Badan Layanan Umum (BLU). Mau dibawa kemana pendidikan Indonesia ini? Akankah kita akan diam saja melihat semua ini???
Bulan ini kita memperingati dua moment yang dulu sangat berarti untuk bangsa Indonesia. Kita tidak mengatakan kalau sekarang kita tidak bangga. Kita bangga, kalau dulu kita membanggakan diri dengan prestasi, sekarang kita membanggakan diri dengan tangisan dan uraian air mata melihat kebangkitan nasional yang hanya setengah bangkit.
Seandainya burung garuda bisa bicara dan bergerak, garuda akan menutup rentangan sayapnya atau mungkin sekarang burung garuda itu hanya sebatas simbol dan garuda sekarang sudah kembali ke sarangnya, tidur terlelap terbuai nyanyian merdu anak jalanan?? Atau mungkin garuda kita juga ikut terkena penyakit busung lapar yang tahun-tahun ini menjadi penyakit favorit orang miskin?? Atau jangan-jangan sudah “mati”terkena penyakit flu burung  ;-).
INDONESIA saatnya kita bangkit, merentangkan sayap kebangkitan kita, membangunkan garuda kita yang terlelap dalam buaian, saatnya kita untuk bangkit dan mengatakan AKU BANGGA MENJADI ORANG INDONESIA.
Si Je_inspir

1 komentar: